Prodi Pendidikan IPA (International Program on Science Education), Universitas Pendidikan Indonesia
|

Single Blog Title

This is a single blog caption
9
Dec

Workshop Pembelajaran IPA berbasis STEM dengan Menggunakan Sensor Cuaca

Kontributor: Eka Cahya Prima

Pada hari sabtu, tanggal 9 Desember2017 Program studi Pendidikan IPA mengadakan workshop environmental sensor. Kegiatan tersebut dilakukan di Dry Laboratorium, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Indonesia. Acara dimulai pada pukul 8.15. Sebanyak 32 peserta dan Dosen berpartisipasi pada kegiatan tersebut. Peserta berasal dari guru-guru SMP di Kabupaten Bandung Barat.

Kegitan dimulai dengan pembacaan Ayat Suci Al-Qur’an oleh salah satu mahasiswa IPSE. Acara dibuka dengan sambutan dari Kaprodi IPSE Dr. Diana Rochintaniawati, M.Ed. Kegiatan diisi oleh Prof. Ari Widodo dari Universitas Pendidikan Indonesia bersama Prof. Kenneth Y T Lim dari National Institute of Education, Singapura.

Guru-guru saling memperkenalkan diri. Prof. Ari menekankan pentingnya konsistensi dan komitmen untuk setiap kegiatan yang dilaksanakan. Alat-alat sensor pada kegiatan workshop ini akan diberikan kepada para peserta yang memiliki konsistensi dan komitmen tinggi.

Dalam standar isi dijelaskan bahwa pengetahuan harus dibangun untuk menumbuhkan rasa keingintahuan siswa tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya. Dalam pembelajaran berbasis STEAM (Science, Technology, Engineering, Art, Mathematics), seni menjadi poin tambahan untuk menambahkan nilai sehingga seseorang lebih tertarik kepada karya teknologi yang lebih bernilai seni. Kegiatan rekayasa meliputi PDBU Pikir, Desain, Buat, Uji.

Bapak Topan dan Ikmanda sebagai tim dari penelitian ini menjelaskan kepada guru-guru mengenai cara kerja sensor. Sensor ini dapat digunakan untuk penggunaan pembelajaran seperti mengapa kita tidak boleh berjemur di siang hari, bagaimana cara membuat oncom yang optimal.

Guru-guru memulai workshop dengan membuka wifi weather_hub. Setelah terhubung, mereka mengakses data intranet di 192.168.2.1. Peneliti telah mendesain data-data sensor untuk bisa dibuka di browser. Beberapa data bisa dibuka pada aplikasi ini diantaranya tingkat kekeruhan, temperatur, kelembapan, tekanan, ketinggian, suara, intensitas cahaya, dan gas karbon dioksida. Setiap sensor dikenalkan kepada guru berikut fungsinya.

Beberapa kendala yang dihadapi ketika kegiatan ini dilaksanakan di sekolah adalah kemudahan siswa untuk menggunakan laptop atau HP di sekolah dimana beberapa sekolah siswa tidak diizinkan untuk membawa HP dan Laptop. Pak Ikmanda menjelaskan bahwa masalah tersebut dapat diatasi dengan inisiatif guru untuk mengumpulkan data terlebih dahulu kemudian membagikan data tersebut kepada siswa.

Prof. Ari menindaklanjuti kegiatan tersebut dengan meminta para guru duduk berkelompok dan menentukan topik pelajaran yang akan diberikan kepada siswa dengan menggunakan sensor tersebut. Setiap kelompok mengusulkan topik yang akan dilaksanakan di sekolah. Dalam kegiatan ini, pembelajaran berbasis STEAM tidak hanya meminta siswa untuk menggunakan sensor, namun diharapkan dengan menggunakan sensor tersebut siswa dapat merancang alat sesuai topik yang diberikan. Alat dapat direkayasa dan dievaluasi dengan sensor tersebut. Kegiatan diakhiri dengan sesi foto bersama.

Leave a Reply